Sejarah Hindu Indonesia, Dari Awal Hingga Peradaban Nusantara Modern

Pendahuluan

Agama Hindu adalah salah satu agama tertua yang masuk ke Indonesia dan memiliki pengaruh besar dalam pembentukan peradaban Nusantara. Hindu tidak hanya hadir sebagai agama, tetapi juga membentuk sistem politik, budaya, sastra, seni, arsitektur, hingga konsep toleransi. Untuk memahami sejarah Indonesia secara utuh, kita harus memahami bagaimana Hindu masuk, berkembang, menyatu dengan budaya lokal, hingga bertahan sampai sekarang.

Awal Masuknya Hindu: Melalui Jalur Perdagangan, Bukan Penjajahan

Hindu masuk ke Indonesia sekitar abad pertama hingga kelima Masehi, bukan melalui penaklukan militer, melainkan melalui hubungan dagang antara India dan Nusantara.

Faktor utama masuknya Hindu:

  1. Pedagang India (Waisya) datang ke pesisir Sumatra, Jawa, Kalimantan.
  2. Brahmana (tokoh agama) diundang oleh penguasa lokal untuk mengajarkan agama dan sistem politik.
  3. Ksatria (bangsawan/prajurit) kemungkinan ikut serta dalam ekspansi budaya.
  4. Teori Arus Balik: Tokoh Nusantara belajar ke India, lalu kembali membawa ajaran Hindu.

Artinya, Hindu tidak dipaksakan, tetapi diadopsi secara sukarela oleh para raja untuk memperkuat legitimasi kekuasaan.

Proses Indianisasi dan Akulturasi Budaya Lokal

Hindu tidak menggantikan budaya lokal, tetapi berpadu dengan tradisi Nusantara. Dewa-dewa Hindu disesuaikan dengan roh nenek moyang lokal. Bahasa Sanskerta digunakan, tetapi adat lokal tetap dipertahankan.

Inilah sebabnya Hindu di Indonesia sangat berbeda dengan Hindu di India—lebih fleksibel, spiritual, dan penuh nilai lokal.

Bukti Tertua Hindu di Indonesia

Prasasti Yupa (Kutai, Kalimantan Timur) – abad ke-4 M

  • Raja Mulawarman.
  • Bahasa Sanskerta & aksara Pallawa.
  • Menunjukkan upacara hadiah kepada Brahmana.

Prasasti Ciaruteun (Tarumanagara, Jawa Barat) – abad ke-5 M

  • Raja Purnawarman.
  • Menyebut Wisnu dan Siwa.
  • Menandakan berkembangnya Hindu di Jawa.

Dua prasasti ini adalah bukti paling awal masuknya Hindu di Nusantara.

Era Kerajaan Hindu-Buddha Awal

Kutai (Kalimantan)

Kerajaan Hindu pertama di Indonesia, pusat ritual Veda, dipimpin raja-raja kuat.

Tarumanagara (Jawa Barat)

Kerajaan Hindu besar yang membangun sistem irigasi dan pemerintahan modern.

Hindu berfungsi sebagai agama negara dan ideologi politik.

Jawa Tengah: Mataram Kuno (Abad 8–10 M)

Pada masa ini, Hindu dan Buddha berkembang bersama.

  • Dinasti Sanjaya (Hindu Siwais)
  • Dinasti Sailendra (Buddha Mahayana)

Candi Prambanan (abad ke-9)

Candi Hindu terbesar di Indonesia, didedikasikan untuk Trimurti (Siwa, Wisnu, Brahma).
Menjadi simbol kejayaan arsitektur dan ilmu keagamaan Hindu.

Terjadi sinkretisme: Hindu dan Buddha hidup berdampingan secara damai.

Perpindahan ke Jawa Timur: Kediri, Singhasari

Setelah letusan gunung dan politik, pusat kerajaan pindah ke Jawa Timur.

  • Kerajaan Kediri: pusat sastra Hindu (Kakawin Bharatayuddha).
  • Singhasari: raja Kertanegara mengembangkan ajaran Siwa-Buddha.

Puncak Kejayaan Hindu: Majapahit (1293–1527)

Majapahit adalah puncak peradaban Hindu-Buddha di Nusantara.

Ciri-ciri Majapahit:

  • Wilayahnya mencapai hampir seluruh Asia Tenggara.
  • Sistem politik maju dan terstruktur.
  • Toleransi tinggi (Hindu dan Buddha dianggap satu).

Kitab penting:

  • Nāgarakṛtāgama (1365 M) – menggambarkan kekuasaan Majapahit.
  • Sutasoma – memuat semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” (Siwa-Buddha satu).

Semboyan negara Indonesia berasal dari filsafat Hindu Majapahit.

Islamisasi dan Peralihan Pusat Hindu ke Bali

Mulai abad ke-15, Islam menyebar melalui perdagangan dan dakwah Wali Songo. Majapahit melemah, pusat Hindu berpindah ke Bali.

Mengapa Hindu bertahan di Bali?

  • Geografis terpencil.
  • Adat lokal kuat.
  • Sistem kasta dan pura dipertahankan.

Hindu di Bali menjadi Hindu Nusantara dengan ciri unik:

  • Konsep Tri Hita Karana.
  • Sistem kasta fleksibel.
  • Upacara besar (Ngaben, Galungan).

Hindu di Daerah Lain

  • Hindu Tengger (Bromo, Jawa Timur) – keturunan Majapahit.
  • Hindu Kaharingan (Kalimantan) – agama lokal yang diakui dalam payung Hindu.
  • Komunitas Hindu urban di kota-kota besar modern.

Masa Kolonial hingga Kemerdekaan

Pada masa Belanda, Hindu tidak mendapat perhatian besar, hanya bertahan di Bali dan daerah adat.

Setelah kemerdekaan, pemerintah membutuhkan definisi agama formal.

Kebangkitan Hindu Modern: Parisada Hindu Dharma (1959–1964)

  • Organisasi Hindu mendirikan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).
  • Menyusun kitab suci (Weda), sistem pendidikan, tata ibadah.
  • Hindu diakui resmi sebagai agama negara.

“Agama Hindu Dharma Indonesia” lahir sebagai bentuk modern Hindu yang sesuai Pancasila.

Hindu di Indonesia Masa Kini

  • Pusat utama: Bali.
  • Tersebar di: Jawa, Lombok, Sulawesi, Kalimantan.
  • Ada universitas, sekolah, lembaga pendidikan Hindu.
  • Tradisi tetap berjalan, namun modern dan terbuka.

Warisan Hindu untuk Indonesia

  • Arsitektur: Candi Prambanan, Candi Penataran, Pura.
  • Sastra: Ramayana, Mahabharata versi Jawa & Bali.
  • Filsafat: Bhinneka Tunggal Ika (toleransi).
  • Sistem sosial: gotong royong, adat istiadat.
  • Seni: tari, gamelan, wayang.

Kesimpulan

Sejarah Hindu di Indonesia bukan sekadar “agama dari India”, tetapi perjalanan panjang akulturasi yang melahirkan peradaban besar Nusantara.

Hindu:

  • Masuk secara damai melalui perdagangan dan intelektual.
  • Menjadi dasar kerajaan besar (Kutai, Majapahit).
  • Mewarnai budaya, sastra, seni, pemerintahan.
  • Bertahan di Bali dan daerah lain.
  • Diakui resmi dalam negara modern.

Hindu bukan hanya bagian dari sejarah Indonesia, melainkan salah satu pondasi utama identitas peradaban Nusantara.


sumber gambar: https://bali.viva.co.id/